Belajar tanpa guru, bekerja tanpa diawasi. Jadilah insan Kreatif,Mandiri,dan bertanggung jawab
Kamis, 25 Desember 2014
Kamis, 18 Desember 2014
Rabu, 10 Desember 2014
KESEMPURNAAN HIDUP
Suatu hari Khalil Gibran bertanya kepada gurunya: " Bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup ? " Sang Guru : " Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah menurutmu dan jangan pernah kembali ke belakang..!".
Setelah berjalan dan sampai di ujung taman, khalil Gibran kembali dengan tangan hampa.
Lalu Sang Guru bertanya : " Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga tak satupun ? "
Gibran : " maaf guru, sebenarnya tadi kami sudah menemukannya, tetapi aku tidak memetiknya. Namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang TERINDAH, dan akupun tak bisa kembali ke belakang lagi.".
Sambil tersenyum Sang Guru berkata : " Ya itulah hidup... semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya.
Karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada.
Yang ada adalah keikhlasan hati untuk menerima kekurangan ".
Bila tak kuasa memberi, jangan mengambil ;
Bila mengasihi terlalu sulit, jangan membenci ;
Bila tak mampu menghibur orang, jangan pernah membuatnya sedih ;
Bila tak mampu meringankan bebean orang lain, jangan mempersulit/memberatkannya. ;
Bila tak sanggup memuji, jangan menghujat ;
Bila tak bisa menghargai, jangan menghina ;
" JANGAN MENCARI KESEMPURNAAN, tetapi sempurnakanlah apa yang telah ada pada kita
Motivasi ini aku salin dari pesan dari WA sahabatku ABDUL GHOFIR
Suatu hari Khalil Gibran bertanya kepada gurunya: " Bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup ? " Sang Guru : " Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah menurutmu dan jangan pernah kembali ke belakang..!".
Setelah berjalan dan sampai di ujung taman, khalil Gibran kembali dengan tangan hampa.
Lalu Sang Guru bertanya : " Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga tak satupun ? "
Gibran : " maaf guru, sebenarnya tadi kami sudah menemukannya, tetapi aku tidak memetiknya. Namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang TERINDAH, dan akupun tak bisa kembali ke belakang lagi.".
Sambil tersenyum Sang Guru berkata : " Ya itulah hidup... semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya.
Karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada.
Yang ada adalah keikhlasan hati untuk menerima kekurangan ".
Bila tak kuasa memberi, jangan mengambil ;
Bila mengasihi terlalu sulit, jangan membenci ;
Bila tak mampu menghibur orang, jangan pernah membuatnya sedih ;
Bila tak mampu meringankan bebean orang lain, jangan mempersulit/memberatkannya. ;
Bila tak sanggup memuji, jangan menghujat ;
Bila tak bisa menghargai, jangan menghina ;
" JANGAN MENCARI KESEMPURNAAN, tetapi sempurnakanlah apa yang telah ada pada kita
Motivasi ini aku salin dari pesan dari WA sahabatku ABDUL GHOFIR
Senin, 01 Desember 2014
Pentingnya Bertanya Efektif
PENTINGNYA BERTANYA EFEKTIF
Bertanya merupakan bagian yang
sangat penting dalam belajar.
Pertanyaan yang diajukan oleh
siswa merupakan indiaktor bahwa siswa sudah mulai belajar. Tanpa pertanyaan,
siswa dapat dikatakan belum belajar.
Jika seseorang siswa bertanya,
maka ia sudah melihat permasalahan atau masalah pada sesuatu yang sedang
dipelajari ( Menanya
dalam K13 ).
Dalam hal
ini tentu guru tidak harus menjawab pertanyaan siswa, namun pertanyaan siswa
dapat dijadikan sebagai bahan diskusi, bahan kajian, atau permasalahan untuk
mencapai Kompetensi tertentu dalam pembelajaran.
Dalam
pembelajaran, guru dituntut untuk dapat menggunakan pertanyaan yang efektif.
Sebuah
pertanyaa dapat digolongkan Efektif jika memenuhi beberapa kriteria, diantaranya:
1. Menuntut peserta didik berpikir,
tidak sekedar mengingat dan menyebutkan
2. Bersifat atau mengarah pada
pertanyaan yang Open-ended
3. Memungkinkan jawaban yang beragam
4. Memungkinkan peserta didik memaknai
matematika dari proses pertanyaan tersebut.
5. Memungkinkan guru menilai secara
holistik kemampuan matematika peserta didik
Pertanyaan yang efektif memiliki beberapa karakteristik,
yaitu :
a. Menuntut peserta didik berpikir,
tidak sekedar mengingat dan menyebutkan
Pertanyaan yang efektif lebih menghendaki peserta didik berpikir lebih
dari sekedar mengingat, tetapi juga tingkat berpikir yang lebih tinggi:
menganalisis, menilai, menyimpulkan, membandingkan, menggeneralisasi, membuat
hubungan, menerapkan, menjelaskan. Lebih efektif pertanyaan dalam kata tanya :
mengapa atau bagaimana, daripada pertanyaan apa atau mana.
b. Bersifat
atau mengarah pada pertanyaan yang Open-ended
Inti
dari pertanyaan open-ended adalah menuntut peserta didik mengembangkan cara
untuk memahami pertanyaan atau cara untuk bagaimana menjawab pertanyaan. Selain
itu, yang menjadi ciri penting adalah memungkinkan membuat jawaban yang beragam
tingkat kebenarannya
c.
Memungkinkan jawaban yang beragam
Salah
satu ciri dari pertanyaan efektif adalah pertanyaan yang memungkinkan jawaban
yang benar lebih dari satu. Baik, tingkat kebenarannya setara maupun tidak
setara. Hal ini memungkinkan seluruh siswa dengan kemampuan dan potensi yang
berbeda-beda dapat ”beraksi” memberikan jawaban dengan caranya masing-masing
d.
Memungkinkan peserta didik memaknai matematika dari proses pertanyaan tersebut
Sifat
ini akan tercapai jika pertanyaan memberikan ruang adalah “proses” dalam
menjawab, seperti adanya proses memahami pertanyaan, proses memilih data,
proses memilih strategi, proses menghitung, proses membuat narasi dan
argumentasi, hingga proses review dan refleksi.
Dengan melakukan proses-proses tersebut
peserta didik belajar memaknai pentingnya matematika bagi diri mereka, peserta
didik memaknai kegunaan matematika, hingga peserta didik memaknai sifat dasar
matematika
e. Memungkinkan guru menilai secara
holistik kemampuan matematika peserta didik Pertanyaan yang efektif adalah
pertanyaan yang memungkinkan seluruh kompetensi matematis dapat dievaluasi,
tidak saja kemampuan mengingat, tetapi juga aspek komunikasi, keterampilan
memecahkan masalah, aspek afektif-matematis (terampil, tekun, teliti/cermat,
kreatif)
Dalam
proses pembelajaran, ada beberapa tujuan bertanya, antara lain :
1. Setelah kita melakukan diskusi
informasi dengan siswa, kita belum tahu apakah siswa sudah memahami materi atau
belum.
Untuk kondisi ini, tujuan bertanya adalah untuk
mengecek pemahaman siswa.
2. Ketika kita membahas topik tertentu,
terkadang kita merasa bahwa siswa tidak bergairah atau kreatifitas siswa kurang
Dalam hal ini, tujuan bertanya adalah untuk
membangkitkan respon dan membangkitkan motivasi siswa.
3. Untuk memulai topik baru, guru perlu
memberikan pertanyaan terkait materi sebelumnya yang diperlukan sebagai
prasarat pengetahuan.
Ini berarti, tujuan bertanya untuk mengetahui hal-hal
yang sudah diketahui siswa
1. Menelaah
dan merangkum pembelajaran sebelumnya
2. Mendorong
atau melibatkan peserta didik berpikir matematis
3. Menilai
kesiapan siswa
4. Mengecek
pekerjaan rumah atau tugas kelas dan pemahaman siswa
5.
Memfokuskan perhatian peserta didik pada matematika tertentu
6. Menilai
ketercapaian tujuan pembelajaran atau sebagai asesmen formatif
7.
Mendiagnosa kesulitan siswa
8.
Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan sikap inkuiri
9. Memancing
peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya sendiri
Ketika dipraktekan di kelas.
Tidak semua pertanyaan dapat dijawab
atau dikerjakan siswa, kendala yang sering terjadi adalah pada tujuan ke-1,
yaitu mengecak pemahaman siswa.
Ketika proses pembelajaran
berlangsung, siswa aktif dan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik ( secara
klasikal ). Namun pada proses pengembangan materi atau diakhir pertemuan
umumnya siswa belum dapat menjawab pertanyaan/tugas. Untuk itu diharapkan guru
dapat menggunakan teknik penilaian yang bervariasi dan pengembangan instrumen
penilaian yang mampu mendeteksi kreativitas siswa.
Sumber : Modul 1. Implementasi
kurikulum 2013 dalam pembelajaran matyematika SMP/MTs
Langganan:
Postingan (Atom)